Pertanian adalah salah satu kunci peradaban manusia berkembang. Tapi amuba juga bertani
Bertani atau bercocok tanam merupakan salah satu kunci evolusi peradaban manusia. Namun tak disangka, amuba, hewan bersel satu, juga melakukan praktik serupa.
Adalah sekelompok peneliti di Texas, Amerika Serikat, menemukan secara tak sengaja sejumlah amuba melakukan ini. Amuba jenis Dictyostelium discoideum ini ketahuan bertani bakteri saat bersama-sama puluhan ribu amuba lainnya membentuk gumpalan multisel untuk berpindah dan membawa sejumlah bakteri bersama mereka.
Dalam riset yang dilansir Nature1, Rabu 19 Januari 2011 itu, bakteri yang dibawa itu kemudian dibiarkan berkembang biak di gumpalan mereka. Mereka mengutamakan memakan bakteri yang ditemui di sepanjang jalan dulu. Jika sudah tak ada yang bisa dimakan, barulah "hasil pertanian" mereka yang menjadi sasaran.
Debra Brock, biolog molekuler dari Universitas Rice, Houston, yang memimpin riset itu menyatakan awalnya para peneliti berpikir para amuba ini semata hidup dari berburu bakteri. Namun, mereka menemukan kira-kira sebagian dari amuba yang mereka teliti ketika disodorkan makanan berhenti makan duluan dan memilih "menyelamatkan" bakteri di bagian reproduksi mereka.
Namun, para amuba petani ini memiliki kerugian sendiri ketika berada di lokasi yang penuh makanan. Mereka kurang aktif menghasilkan keturunan karena memilih tak memakan bakteri yang mereka temukan. Mereka kalah oleh waktu.
Selain itu, para amuba petani juga bepergian lebih sedikit. Ini tentu karena pertimbangan mereka memiliki persediaan makanan cadangan, jadi untuk apa pergi jauh-jauh mencari makanan.
Michael Purugganan, biolog dari New York University, melihat perangai Dictyostelium ini mirip dengan manusia yang cenderung untuk menetap. "Mereka sedikit bermigrasi karena mereka bertani? Ini terdengar seperti yang terjadi pada manusia ketika pertanian dimulai," katanya.
Bertani atau bercocok tanam merupakan salah satu kunci evolusi peradaban manusia. Namun tak disangka, amuba, hewan bersel satu, juga melakukan praktik serupa.
Adalah sekelompok peneliti di Texas, Amerika Serikat, menemukan secara tak sengaja sejumlah amuba melakukan ini. Amuba jenis Dictyostelium discoideum ini ketahuan bertani bakteri saat bersama-sama puluhan ribu amuba lainnya membentuk gumpalan multisel untuk berpindah dan membawa sejumlah bakteri bersama mereka.
Dalam riset yang dilansir Nature1, Rabu 19 Januari 2011 itu, bakteri yang dibawa itu kemudian dibiarkan berkembang biak di gumpalan mereka. Mereka mengutamakan memakan bakteri yang ditemui di sepanjang jalan dulu. Jika sudah tak ada yang bisa dimakan, barulah "hasil pertanian" mereka yang menjadi sasaran.
Debra Brock, biolog molekuler dari Universitas Rice, Houston, yang memimpin riset itu menyatakan awalnya para peneliti berpikir para amuba ini semata hidup dari berburu bakteri. Namun, mereka menemukan kira-kira sebagian dari amuba yang mereka teliti ketika disodorkan makanan berhenti makan duluan dan memilih "menyelamatkan" bakteri di bagian reproduksi mereka.
Namun, para amuba petani ini memiliki kerugian sendiri ketika berada di lokasi yang penuh makanan. Mereka kurang aktif menghasilkan keturunan karena memilih tak memakan bakteri yang mereka temukan. Mereka kalah oleh waktu.
Selain itu, para amuba petani juga bepergian lebih sedikit. Ini tentu karena pertimbangan mereka memiliki persediaan makanan cadangan, jadi untuk apa pergi jauh-jauh mencari makanan.
Michael Purugganan, biolog dari New York University, melihat perangai Dictyostelium ini mirip dengan manusia yang cenderung untuk menetap. "Mereka sedikit bermigrasi karena mereka bertani? Ini terdengar seperti yang terjadi pada manusia ketika pertanian dimulai," katanya.